Kamis, 15 Mei 2014

Resensi Novel – Ratu yang Bersujud

Mengapa wanita harus memakai jilbab? Mengapa wanita harus mengurusi rumah tangga? Bagaimana Islam melegalisasi laki-laki melakukan poligami? Bagaimana kedudukan wanita di dalam Islam? Dan masih banyak mengapa-mengapa lain yang lumrah dipertanyakan oleh sebagian kaum non-muslim bahkan umat muslim sendiri.

Pertanyaan-pertanyaan di atas muncul di dalam diri Charllotte Melati Neumuller, tokoh utama dalam novel Ratu yang Bersujud, seorang aktivis feminis yang menentang kekuasaan kaum lelaki di negaranya, Jerman dan bahkan dunia.

Charlotte, wanita blesteran Indo-Jerman ini aktif membuat gerakan-gerakan melawan kekuasaan kaum adam di dunia timur dan barat. Segala aktivitasnya bisa dikatakan anarkis. Ia dan kelompoknya menuntut emansipasi wanita atas kesetaraan gender. Namun sifat idealisnya sendirilah yang akan mematahkan pikiran dan gerakannya. Sebaliknya, Lale Sabitoglu, sepupu Charlotte adalah wanita muslimah dari Indonesia yang membawa kaum hawa pada derajatnya di mata Islam. Ia mampu menjawab segala keraguan semua orang—termasuk Charlotte—tentang Islam dengan kepandaian dan kelembutan sikapnya.

Melihat Lale berhijab, Charllote bertanya,“Tidakkah itu mengekang potensi kaum perempuan muslim untuk berekspresi?” (p.67). Charllotte menanyakan hal lainnya, seperti “Bagaimana Islam memandang hubungan antara laki-laki dan perempuan Lale? “ (p.167) atau pertanyaan kontroversi yang sering disalahartikan oleh orang banyak, “Aku pernah mendengar dari mentorku bahwa hukum waris Islam menggariskan bahwa bagian perempuan setengah dari bagian laki-laki. Apakah itu benar?” (p.171)

Buku Ratu yang Bersujud menjawab semua pertanyaan tersebut secara tak terbantahkan karena semua berdasar pada ayat-ayat suci Al-Qur’an dan hadits.

Pergulatan di dalam diri Charllote, rasa bersalah, serta pengampunan di dalam jiwanya akan menjadi titik klimaks di dalam cerita ini. Novel Ratu yang Bersujud tidak hanya menyajikan kisah tentang persaudaraan, teman, keluarga, dan hal romantis, tapi juga memberi paradigma baru tentang Islam yang sesungguhnya dan bagaimana Islam mengangkat derajat dan martabat, serta kebebasan kepada kaum wanita. Semoga resensi novel ini memberi sedikit gambaran tentang novel Ratu yang Bersujud dan memberi inspirasi bagi pembaca. (RP)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar