Salah satu dari sekian banyak program Pemerintah Kota Depok yang saat ini
perlu dicermati adalah Depok menuju Kota Layak Anak. Fenomena aksi kriminalitas
yang kerap terjadi akhir-akhir ini dan nota bene pelakunya adalah seorang anak
membuat sejumlah orang tua mulai khawatir atas keselamatan anaknya ketika
berkomunikiasi dengan dunia luar. Banyak hal yang perlu diwaspadai dan dapat
mengancam jiwa anak kita. Mulai dari narkoba, pelecehan seksual, hingga
berujung pada aksi pembunuhan.
Dengan segala persoalan
yang ada, tentunya peran orang tua sangat lah penting. Tanpa bermaksud
menggurui, orang tua lebih tahu dan paham setiap gerak langkah anak-anaknya.
Sudah sejauh manakah kita mengetahui kehidupan pribadi anak kita? Baru-baru
ini, Pemerintah Kota Depok melalui Dinas Komunikasi dan Informatika
(Diskominfo) mengeluarkan kebijakan terkait pelarangan Games Online. Hal itu
dikarenakan, mayoritas yang ada di dalam Games Online sering berisikan konten
yang mengandung kekerasan hingga pornografi.
Untuk mencapai program
Depok sebagai Kota Layak Anak, rencananya dinas terkait akan melakukan inspeksi
mendadak (Sidak) ke Warnet-warnet yang dianggap menyediakan fasilitas Games
Online yang berbahaya (mengandung kekerasan dan pornografi). Sebagai bahan
pertimbangan, tentunya pemerintah juga harus membuat solusi terhadap keberadaan
Warnet yang menyediakan Games Online tersebut. Agar Warnet tetap dapat membuka
usaha, dan generasi bangsa bisa selamat.
Tidak mudah memang untuk
mencapai harapan sebagai Kota Layak Anak ini. Namun, apabila kita peduli
terhadap kehidupan anak-anak kita di masa yang akan datang, program tersebut
haruslah didukung penuh oleh seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari keluarga,
lingkungan sekitar dan sekolah.
Selain itu, pernahkah kita
menghitung berapa rupiah yang dikeluarkan anak kita saat mereka membuka situs
atau konten yang ada di Games Online. Selain mental tidak terbina dengan baik,
hal ini akan berpengaruh juga terhadap kondisi perekonomian. Jika dalam satu
hari anak kita bermain internet (di warnet) selama 5-7 jam, maka hitung pula
pengeluaran yang harus disiapkan. Misalnya, rata-rata ongkos sewa perjam di
internet mencapai Rp3-5 ribu. Tinggal dikalikan dalam satu bulan. Sudah
terbayang rupiah yang melayang begitu saja, hanya untuk sebuah permainan dunia
maya.
Meski begitu, tetap
persoalan ini harus dicermati secara bijak. Ilmu pengetahuan dan teknologi
alias IPTEK sangatlah penting bagi perkembangan pendidikan anak. Dari situlah,
muncul sebuah pertanyaan. Apakah dengan merazia setiap warnet atau melarang
anak kita bermain internet dapat mencegah anak terlepas dari konten kekerasan
atau pornografi? Alangkah baiknya, pemerintah menyiapkan sebuah solusi kecil
yang berdampak besar, hingga program Kota Layak Anak dapat tercapai dan
terarah, tanpa harus menutup lahan usaha masyarakat.
Misalnya, setiap pendirian
warnet harus mendapat rekomendasi atau izin dari dinas terkait. Atau bisa pula,
setiap anak dibawah usia 18 tahun dilarang masuk ke warnet. Dan masih banyak
lagi solusi yang sepertinya dapat membuat semua pihak tidak ada yang dirugikan,
mulai dari pemilik warnet hingga pengguna internet. Sebagai warga Depok yang
baik, mari kita sama-sama dukung program Depok sebagai Kota Layak Anak dan
tetap mendampingi anak-anak kita saat berkomunikasi dengan dunia luar. Karena
bagaimanapun, mencegah itu lebih baik dari pada mengobati.
Referensi... : Giri Eko Prasetyo
Penulis : Muhammad wijaya Kusuma
Referensi... : Giri Eko Prasetyo
Penulis : Muhammad wijaya Kusuma