Senin, 26 November 2012

Mencegah atau Mengobati?


Salah satu dari sekian banyak program Pemerintah Kota Depok yang saat ini perlu dicermati adalah Depok menuju Kota Layak Anak. Fenomena aksi kriminalitas yang kerap terjadi akhir-akhir ini dan nota bene pelakunya adalah seorang anak membuat sejumlah orang tua mulai khawatir atas keselamatan anaknya ketika berkomunikiasi dengan dunia luar. Banyak hal yang perlu diwaspadai dan dapat mengancam jiwa anak kita. Mulai dari narkoba, pelecehan seksual, hingga berujung pada aksi pembunuhan.
            Dengan segala persoalan yang ada, tentunya peran orang tua sangat lah penting. Tanpa bermaksud menggurui, orang tua lebih tahu dan paham setiap gerak langkah anak-anaknya. Sudah sejauh manakah kita mengetahui kehidupan pribadi anak kita? Baru-baru ini, Pemerintah Kota Depok melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) mengeluarkan kebijakan terkait pelarangan Games Online. Hal itu dikarenakan, mayoritas yang ada di dalam Games Online sering berisikan konten yang mengandung kekerasan hingga pornografi.
            Untuk mencapai program Depok sebagai Kota Layak Anak, rencananya dinas terkait akan melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke Warnet-warnet yang dianggap menyediakan fasilitas Games Online yang berbahaya (mengandung kekerasan dan pornografi). Sebagai bahan pertimbangan, tentunya pemerintah juga harus membuat solusi terhadap keberadaan Warnet yang menyediakan Games Online tersebut. Agar Warnet tetap dapat membuka usaha, dan generasi bangsa bisa selamat.
            Tidak mudah memang untuk mencapai harapan sebagai Kota Layak Anak ini. Namun, apabila kita peduli terhadap kehidupan anak-anak kita di masa yang akan datang, program tersebut haruslah didukung penuh oleh seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari keluarga, lingkungan sekitar dan sekolah.
            Selain itu, pernahkah kita menghitung berapa rupiah yang dikeluarkan anak kita saat mereka membuka situs atau konten yang ada di Games Online. Selain mental tidak terbina dengan baik, hal ini akan berpengaruh juga terhadap kondisi perekonomian. Jika dalam satu hari anak kita bermain internet (di warnet) selama 5-7 jam, maka hitung pula pengeluaran yang harus disiapkan. Misalnya, rata-rata ongkos sewa perjam di internet mencapai Rp3-5 ribu. Tinggal dikalikan dalam satu bulan. Sudah terbayang rupiah yang melayang begitu saja, hanya untuk sebuah permainan dunia maya.
            Meski begitu, tetap persoalan ini harus dicermati secara bijak. Ilmu pengetahuan dan teknologi alias IPTEK sangatlah penting bagi perkembangan pendidikan anak. Dari situlah, muncul sebuah pertanyaan. Apakah dengan merazia setiap warnet atau melarang anak kita bermain internet dapat mencegah anak terlepas dari konten kekerasan atau pornografi? Alangkah baiknya, pemerintah menyiapkan sebuah solusi kecil yang berdampak besar, hingga program Kota Layak Anak dapat tercapai dan terarah, tanpa harus menutup lahan usaha masyarakat.
            Misalnya, setiap pendirian warnet harus mendapat rekomendasi atau izin dari dinas terkait. Atau bisa pula, setiap anak dibawah usia 18 tahun dilarang masuk ke warnet. Dan masih banyak lagi solusi yang sepertinya dapat membuat semua pihak tidak ada yang dirugikan, mulai dari pemilik warnet hingga pengguna internet. Sebagai warga Depok yang baik, mari kita sama-sama dukung program Depok sebagai Kota Layak Anak dan tetap mendampingi anak-anak kita saat berkomunikasi dengan dunia luar. Karena bagaimanapun, mencegah itu lebih baik dari pada mengobati. 


Referensi...  : Giri  Eko Prasetyo
Penulis         : Muhammad wijaya Kusuma



Tidak ada komentar:

Posting Komentar